dengan pandai membaca dan menulis akan menjadi orang yang

Banyakmembaca karya-karya orang lain akan menambah beragam wawasan dan ilmu pengetahuan. Dengan banyak membaca itulah maka seorang penulis takkan kekurangan ide untuk menuliskan apa saja yang dirasa bermanfaat bagi pembaca. Terbiasa membaca maka akan pula dengan mudah terdorong menciptakan kondisi kegiatan penulisan yang dapat dilakukan secara
NFirmansyah. Penulis Konten (2017-saat ini) Penulis punya 288 jawaban dan 347,9 rb tayangan jawaban 1 thn. Sama-sama bermanfaat. Membaca bermanfaat untuk menambah pengetahuan, sementara menulis bagi banyak orang bisa menjadi pelepas stres karena mengeluarkan beban yang ada di kepala ke dalam bentuk lain yaitu tulisan.
Membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang saling berkaitan antarsatu sama lain. Bahkan dengan tegas aku katakan, “Kedua kegiatan itu tidak dapat diceraiberaikan!” Kegiatan membaca adalah kegiatan menghimpun ilmu di dalam kepala. Dan, ketika ilmu sudah terhimpun, si pembaca akan memiliki kemampuan memunculkan ide. Nah, ide inilah yang kemudian diekspresikan dalam bentuk tulisan. Sedangkan tulisan dapat muncul, tentu saja, karena adanya kegiatan menulis. Menulis adalah kegiatan mempraktikan cinta. Hakikat cinta, dari sudut pandang Marxian, adalah kegiatan mencurahkan apa yang kita miliki kepada sesuatu atau orang yang kita cintai, sehingga dengan pemberian itu sesuatu atau orang itu memiliki nilai produktif, sama seperti buruh yang mencurahkan kemampuan kerjanya dalam menciptakan komoditas, dan komoditas itu memiliki kegunaan bagi kehidupan manusia. Hanya bedanya, apabila pemberian cinta diorientasikan pada penciptaan keproduktifan hidup, sedangkan komoditas diorientasikan pada penciptaan kegunaan bagi kelangsungan hidup manusia. Begitu pula dengan kegiatan menulis, kegiatan ini tidak hanya merupakan kanalisasi bagi pengekspresian ide, tetapi juga, seharusnya, diorientasikan untuk mendorong munculnya keproduktifan bagi setiap orang, terutama bagi orang yang membaca tulisan itu. Ilustrasi sederhana untuk menggambarkan hubungan antara menulis dan membaca adalah menerima’ dan memberi’. Membaca adalah kegiatan menerima, sedangkan menulis adalah kegiatan memberi. Orang yang sedang membaca adalah orang yang sedang menerima pasokan informasi, dan pasokan itu akan membentuk ilmu di dalam kepalanya. Sedangkan, orang yang menulis adalah orang yang sedang memberikan ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dalam bentuk tertulis kepada orang lain. Kaudapat memberikan uang kepada orang lain kalau kaupunya uang, kaudapat memberikan keuntungan kepada boss kapitalismu kalau kaumemiliki kemampuan memproduksi nilai lebih surplus value, dan kau dapat menulis kalau kau memiliki pengetahuan untuk ditulis. Hubungan yang sangat kuat dan erat antara kegiatan menulis dan membaca adalah hubungan antarkedua kegiatan tidak terjalin dengan mudah semudah membalikkan telapak tangan. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan bukanlah perkara mudah dan sederhana, harus ada kerja keras untuk dapat menguasai suatu ilmu pengetahuan. Terkait dengan hal ini, Karl Marx, seorang nabi bagi kaum buruh sedunia, pernah berkata seperti ini Tidak ada jalan raya ke arah ilmu pengetahuan, dan hanya mereka yang tidak takut lelah mendaki jalanan yang curam yang akan memiliki harapan mencapai puncak ilmu pengetahuan yang gilang-gemilang.[1] Berangkat dari lontaran Marx tersebut, kita sebagai kaum Marxis hendaklah selalu mengingat bahwa keputusasaan dalam membangun ilmu pengetahuan pada diri sendiri sama seperti halnya orang yang gemetar ketakutan karena harus terus melanjutkan perjalanan pada jalanan yang semakin curam. Seorang Marxis sejati adalah orang yang tidak hanya memiliki wacana tentang hukum-hukum dialektika materialisme di dalam kepala, tetapi juga mengkonkretkannya dalam kegiatan membaca. Dengan kata lain, jika ingin berhasil dalam membaca orang harus mengkonkretkan dialektika materialisme. Kegiatan membaca, bukan hanya kegiatan menyerap atau menelan mentah informasi atau ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam sebuah bahan bacaan, melainkan juga mendialektikakannya dengan cara menyeleksi informasi atau ilmu yang kita dapat, mengkritisinya, menegasikannya, dan menyerap hal-hal yang berguna sambil menyingkirkan hal-hal yang tidak berguna. Dan, semua itu terasa sangat melelahkan dan sulit terutama bagi para pembaca pemula. Marx di dalam buku yang ditulisnya “Das Kapital” pernah berkata, tidak ada jalan yang mudah dalam menggapai ilmu pengetahuan. Negara Negara Sosialis – D. N. Aidit & Njoto Produk dengan diskon Bolshevisme jilid 2 Jalan Menuju Revolusi 1906-1914 – Alan Woods Produk dengan diskon Membaca Kembali Marx di Era Kapitalisme Digital – Christian Fuchs Produk dengan diskon Kajian Kritis Das Kapital Karl Marx – Anthony Brewer Produk dengan diskon Marxisme Abad 21 – Tony Cliff Produk dengan diskon Mengapa Marx Benar – Terry Eagleton Produk dengan diskon Akar akar Ideologi Pengantar Kajian Konsep Ideologi dari Plato hingga Bourdieu Produk dengan diskon Sosialisme dan Hak Bangsa Menentukan Nasib Sendiri – Alan Woods & Ted Grant Produk dengan diskon Teori Kapitalisme Modern – Tom Botommore Produk dengan diskon Dari Sierra Maestra Menuju Havana Epistemologi Kiri Produk dengan diskon Manifesto Wacana Kiri Produk dengan diskon Kegiatan membaca untuk merengkuh ilmu pengetahuan seperti orang yang membuat jembatan, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, terasa sulit, dan melelahkan. Namun, ketika jembatan telah berhasil dibuat oleh orang yang bersangkutan, orang itu dengan mudah dapat berjalan di atas jembatan atau melewati kapanpun dia suka. Sama seperti halnya membaca, pada awalnya terasa sulit dan melelahkan, tetapi ketika orang telah berhasil merengkuhnya seketika itu juga dia dapat menggunakan ilmu pengetahuannya kapan pun dia mau. Dia dapat menggunakankan untuk membangun pikiran kritis, membangun gerakan perlawanan terhadap penindasan, dan mambangun ide secara sistematis dan komprehensif dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, kegiatan menulis adalah ekspresi dari kulminasi gerak dialektis dalam proses membaca atau menyerap ilmu pengetahuan. Dengan demikian pula, hubungan antara membaca dan menulis adalah hubungan yang bersifat dialektis. Karl Marx dapat menjadi seorang penulis revolusioner yang banyak memproduksi tulisan-tulisan revolusioer seperti “thesis untuk Feuerbach”, “brumaire of Louis Bonaparte”, “Keluarga Suci”, “Kritik terhadap Filsafat Hukum Hegel”, dan “Das Kapital” karena dia rakus dalam membaca. Ketika dia sedang memproduksi sebuah tulisan, sebagaimana yang dicatat oleh Isaiah Berlin[2], dia akan membaca bahan-bahannya dari jam 9 pagi sampai 8 malam. Begitu juga dengan Lenin, Leon Trotsky, Alan Woods, Ernest Mandel, dan kaum Marxis lainnya, mereka memiliki kemampuan luar biasa dalam memproduksi tulisan karena mereka rajin membaca. Terkait dengan kegiatan Karl Marx dalam membaca dan menulis, Rob Sewell dan Adam Booth menulis Ketika Karl Marx tiba di pengasingannya, London, pada tahun 1847, pengasingan yang ternyata harus dia jalani hingga akhir hidupnya, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk membongkar misteri dari bekerjanya sistem kota metropolitan, London, Karl Marx segera melakukan studi untuk memproduksi karya tulisnya. Untuk kepentingan itu, dia mengumpulkan dan menyeleksi berbagai bahan bacaan ekonomi klasik yang dia temukan di kota metropolitan itu. Catatan-catatan Marx, selama periode pengumpulan dan penyeleksian itu, menunjukkan kuatnya pengaruh penulis-penulis seperti Adam Smith, Says, David Ricardo, McCulloch, James Mill, Sismondi, Jeremy Bentham, dan masih banyak lagi lainnya. Karl Marx membutuhkan waktu selama sepuluh tahun, sepuluh tahun kerja keras, untuk memproduksi karya yang terbit sebelum dia menulis “Das Kapital”. Karya itu, adalah “Kontribusi Terhadap Kritik Ekonomi-Politik”. Karya yang terbit pada tahun 1859. Karl Marx adalah seorang penulis yang sangat teliti dalam menuliskan hasil studinya. Tidak hanya teliti, dia juga sangat rinci dalam memberikan penjelasan yang terkait dengan hasil studi yang dilakukannya selama bertahun-tahun. Ketelitian dan kerincian itu, dapat dilihat dalam tulisan-tulisan persiapannya outline yang dia tulis sepanjang tahun 1857—1958, sebuah karya raksasa yang ketebalannya nyaris mencapai 1000 halaman jika dicetak dalam bentuk buku bacaan.[3] Sekali lagi, kegiatan membaca dan menulis adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Oleh karena itulah, jika Anda ingin menjadi penulis, Anda diharuskan menjadi seorang pembaca terlebih dahulu. Pembaca yang serius, bukan pembaca yang hanya mencari hiburan atau kesenangan semata, pembaca yang handal yang melalui itu mampu membangun ilmu pengetahuan dan nalar kritis di dalam otaknya. [1] Karl Marx, Kapital Sebuah Kritik Ekonomi Politik Buku Pertama Proses Produksi Kapital, Hasta Mitra, Jakarta, 2004. Halaman xxxv. [2] Isaiah Berlin, Biografi Marx, Promethea, Yogyakarta, 2009. Halaman 10. [3] Rob Sewell and Adam Booth, Understanding Marx’s Capital A Reader’s Guide, Wellred Book, Londong, 2017. _____________________Ismantoro Dwi Yuwono Pengelola Penerbit Paragraft. Tulisan ini sebelumnya dimuat di website pribadinya. Dimuat ulang untuk tujuan penyebaran gagasan ________________________________ Jika kawan-kawan hendak mengirimkan tulisan untuk dimuat di silahkan lihat syarat dan ketentuan ini. Untuk mendapatkan email secara otomatis dari kami jika ada tulisan terbaru di silahkan masukan email anda di bawah ini dan klik Subscribe. Setelah itu, kami akan mengirimkan email ke anda dan silahkan buka dan konfirmasi.
DISKOMINFOINDRAMAYU - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat telah membentuk Kelompok Kerja Gerakan Literasi Nasional, Siswa, Keluarga, dan Masyarakat Menulis dan Berliterasi Wujudkan Jawa Barat Juara Lahir Batin, Literat dan Sejahtera yang dikenal sebagai Pokja GLN Gareulis Jawa Barat. Pokja GLN Gareulis Jawa Barat mengadakan Tantangan Literasi kepada
Sahla Layyin Azkia Info Terkini Friday, 17 Dec 2021, 2106 WIB Alfons Morales on Unsplash " /> Photo by Alfons Morales on Unsplash Membaca merupakan kegiatan melihat dan memahami isi tulisan, yang mana menjadi modal untuk meningkatkan kemampuan menulis seseorang. Membaca erat kaitannya dengan kemampuan menulis seseorang. Dengan memperbanyak bacaan akan memperkaya perbendaharaan kata yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin kaya kosakata yang dimiliki seseorang, akan semakin berwarna pula tulisan yang dibuatnya. Membaca menurut KBBI memiliki arti melihat dan memahami arti dari apa yang tertulis. Sedangkan menurut Dalman 20145 menyatakan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal tersebut berarti bahwa dalam proses membaca, individu berpikir dan berusaha memahami isi dari tulisan. Artinya membaca bukan hanya melihat kumpulan huruf yang membentuk kata dan kalimat, melainkan memahami apa arti dari kumpulan huruf tersebut. Semakin banyak bacaan yang telah diselesaikan oleh seseorang, akan semakin banyak pula hal baru yang dimengerti oleh individu tersebut. Sejalan dengan ungkapan bahwa buku adalah jendela dunia, yang artinya dengan membaca buku, individu mampu memahami isi dunia tanpa perlu menjelajahi dunia tersebut. Dengan membaca, informasi yang didapatkan oleh setiap individu mampu menambah pengetahuan tentang hal apapun yang dibacanya. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan kegiatan menulis, yang artinya kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Menulis menurut KBBI membuat huruf angka dan sebagainya dengan pena pensil, kapur, dan sebagainya. Adapun arti lainnya adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan. Sedangkan menurut Sumarno dalam Tarigan 200815, menyatakan bahwa menulis adalah mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Artinya menulis ialah mencurahkan pikiran dengan mencantumkan ide dan gagasan melalui tulisan. Dalam hakikatnya, penulisan beriringan dengan praktik membaca. Kemampuan membaca seseorang berpengaruh terhadap kemampuan menulis seseorang. Bacaan yang dibaca akan meningkatkan kemampuan seseorang ketika menulis sesuatu. Dalam mencurahkan ide dan gagasan seseorang, tidak luput dari hasil bacaannya pula. Perbendaharaan kata membuat tulisan seseorang akan lebih beragam dibandingkan dengan yang lainnya. Seorang pelajar berminat dalam penulisan cerita atau novel contohnya. Dalam peningkatan kualitas menulis karangan cerita, ia harus banyak membaca bacaan yang berhubungan dengan minatnya. Penulisan novel erat kaitannya dengan karangan cerita fiksi. Adapun novel yang berbasis dari kisah nyata atau kisah sejarah. Oleh karenanya, dalam meningkatkan kemampuan menulisnya, pelajar tersebut akan lebih baik membaca bacaan seputar karangan cerita dan buku-buku seperti novel ataupun cerpen. Kemampuan menulis seseorang dapat terlihat dari banyaknya bacaan yang telah diselesaikannya. Jika dibandingkan kualitas tulisan penulis A dengan bacaan yang banyak dibandingkan dengan tulisan penulis B, akan terlihat lebih berbobot penulis A. Artinya, kualitas penulisan seseorang tidak luput dari proses membaca. Dilansir dari laman 24/09/2018, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephen D. Krashen melalui bukunya berjudul Writing Research, Theory, and Application, menemukan bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden Krashen merupakan penulis yang gemar membaca sejak usia dini dan sudah terbiasa menulis sejak di bangku sekolah. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis yang membiasakan membaca dan menulis sejak kecil, akan meningkatkan kualitas tulisan. Ilustrasinya adalah, jika seorang penulis yang jarang membaca seperti seorang pelari dengan kaki yang cedera. Pelari dengan kaki yang cedera akan berlalu dengan kaki yang pincang serta tidak akan secepat pelari dengan kaki yang normal. Hal tersebut serupa dengan seorang penulis dengan bacaan-bacaanya. Seorang penulis dengan bacaan-bacaan yang kaya akan lebih baik dibandingkan dengan penulis yang jarang membaca. Alasan utama mengapa membaca dapat meningkatkan kualitas penulisan adalah berkaitan dengan perbendaharaan kata. Orang yang memiliki perbendaharaan kata yang luas akan dengan mudah mencari sinonim dari kata yang sudah masif digunakan. Seperti contohnya apabila menuliskan kata “melihat”, penulis dengan perbendaharaan kata yang kaya, dengan mudah mengganti kata melihat dengan kata yang memiliki arti sama seperti, melirik, mengintip, menonton, menatap, memantau dan melotot. Hal tersebut penting untuk dimiliki agar tulisan yang dibuat tidak flat dan lebih berwarna. Penulis dengan perbendaharaan kata yang cukup banyak, akan dengan mudah berkreasi atas gagasan yang ada dalam pikiran penulis. Ide pokok dari pikiran penulis yang akan ia tuangkan kedalam tulisan mampu dikembangkan dengan baik oleh penulis dengan perbendaharaan kata yang luas. Bisa saja seorang penulis menyisipkan kata-kata yang jarang didengar atau dibaca oleh masyarakat secara umum. Kaya akan kosakata pun akan mencegah seorang penulis ketika mengalami writer’s block atau stuck. Artinya, penulis mengalami kebuntuan atau kesulitan mengembangkan tulisan. Dengan memperbanyak bacaan, akan mencegah terjadinya kebuntuan serta kebingungan ketika mengembangkan tulisan. Otak akan merangsang pikiran melalui daya ingat atas bacaan yang sering dibaca, sehingga dengan sering membaca akan mempermudah penulis dalam mengembangkan penulisannya. Kendati demikian, keterampilan seseorang dalam penulisan dapat dilatih melalui berbagai macam cara. Membaca merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis seseorang. Seseorang yang sering membaca akan lebih peka terhadap penerapan tulisan-tulisan dan kosakata serta penggunaan bahasa baku. Sehingga dalam penulisan, kesalahan- kesalahan dalam penulisan lebih sedikit. Jadi sebagai masyarakat yang ingin mencoba untuk menulis, awali dengan memperbanyak bacaan. Apapun bacaannya mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan menulis. Perbendaharaan kata akan terbentuk apabila semakin banyak bacaan yang diselesaikannya. Untuk itu, mulailah membaca sejak dini agar kemampuan dan keterampilan menulis menjadi lebih baik. membaca menulis kemampuan bahasa buku Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Info Terkini
dengan pandai membaca dan menulis akan menjadi orang yang
ManfaatAnak Rajin Membaca dan Menulis. Ditas sudah dijelaskan bahwa manfaat anak rajin membaca dan menulis adalah bisa mendukung dalam hal pelajaran di sekolah. Selain itu, manfaat lain yang bisa didapat adalah sebagai berikut: Baca Juga : 5 Manfaat Baca dan Menulis yang Perlu Kamu Tahu.
dengan pandai membaca dan menulis akan menjadi orang yang
Orangdengan tipe INFP ini terlihat lebih perfeksionis, idealis, dan mempunyai jiwa kemanusiaan yang sangat tinggi. Saat timbul konflik, maka INFP akan lebih pandai menjadi mediator. INTJ. Kepribadian ini merupakan mereka yang lebih analitis dan kreatif dan sangat pandai dalam membuat strategi dan perencanaan.
\n\n \n \n \ndengan pandai membaca dan menulis akan menjadi orang yang
Bacalahbahasa tubuh orang lain. Beberapa orang tidak ingin berbicara, dan situasinya tidak akan menjadi lebih baik jika Anda memaksa mereka. Perhatikan orang-orang yang menunjukkan bahasa tubuh yang tertutup, juga mereka yang mengakhiri percakapan kalian. Lebih baik fokuskan kemampuan berbicara Anda pada orang lain.
.

dengan pandai membaca dan menulis akan menjadi orang yang